Kamis, 07 Januari 2021

Permasalahan Kependudukan

Indonesia termasuk dalam 5 besar negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, berada di peringkat ke-4 setelah Tiongkok (1,4 milyar jiwa), India (1,3 milyar jiwa) dan Amerika Serikat (330 juta jiwa). Jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 260 juta jiwa atau sekitar 3,5% dari jumlah penduduk di seluruh dunia. Sumber : wikipedia

Jumlah penduduk di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang pesat dalam kurun waktu 80 tahun terakhir. Pesatnya pertumbuhan ini dipengaruhi oleh faktor tingkat kelahiran yang tinggi dan tingkat kematian yang rendah. Sedikitnya konflik antara negara yang berujung peperangan turut menekan angka kematian penduduk dunia menjadi lebih rendah. Di sisi lain, meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan turut menyebabkan angka kelahiran menjadi lebih tinggi sehingga berpotensi semakin cepat dalam menambah jumlah penduduk.

Berdasarkan gambar dari web dukcapil jakarta di atas, pada tahun 1930 dari hasil pendataan pemerintah kolonial Belanda jumlah penduduk di Indonesia mencapai 60,7 juta jiwa. Setelah merdeka jumlah penduduk Indonesia bertambah dengan pesat mencapai 237,6 juta jiwa pada tahun 2010. Ini berarti dalam kurun waktu 80 tahun penduduk Indonesia bertambah sekitar 176,9 juta jiwa atau meningkat hampir 3 kali lipat.

Bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia ini tidak lepas dari laju pertumbuhan penduduknya. Faktor besarnya angka kelahiran, kecilnya angka kematian, banyaknya pendatang dari negara lain dan sedikitnya penduduk Indonesia yang pergi/pindah ke negara lain mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan data dari BPS 2010 pertumbuhan penduduk Indonesia pada kurun waktu 1971-1980 sebesar 2,31% pertahun, pada kurun waktu 1980-1990 sebesar 1,98% pertahun, pada kurun waktu 1990-2000 sebesar 1,49% pertahun, dan pada kurun waktu 2000-2010 memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% pertahun.  Berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 diperkirakan laju pertumbuhan penduduk Indonesia akan mencapai angka sebesar 1,36% pertahun.



Jika melihat rangkuman data dan gambar di atas, sebenarnya laju pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami kecenderungan menurun dan termasuk dalam kategori sedang. Namun untuk jumlah keseluruhan penduduk yang telah mencapai 260 juta jiwa, tentu kategori pertumbuhan sedang ini masih berpotensi menjadi masalah kependudukan Indonesia dari segi kuantitas.

 

 

Gambar di atas adalah data population growth rate 2015 dari Our World In Data. Pada gambar tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,16 % juga tergolong masih tergolong sedang.

Melihat data-data di atas, maka trend penurunan laju pertumbuhan yang memiliki kecenderungan menurun ini tentu merupakan fakta yang menggembirakan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penurunan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah program Keluarga Berencana atau sering disingkat dengan KB.

Pada masa sekitar 1950-an ketika masa kemerdekaan dimulai, terjadi penambahan jumlah penduduk besar-besaran akibat kelahiran. Keluarga-keluarga baru yang dibentuk melalui perkawinan mengiringi euphoria kemerdekaan dengan berusaha memperoleh anak sebanyak-banyaknya. Maka untuk mengendalikan pertambahan penduduk yang begitu cepat tersebut dimulailah di rencanakan program keluarga berencana.
Program keluarga berencana diindonesia mulai digagas pada tanggal  tahun 1957 yang dipelopori oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia atau PKBI. Karena berbagai hal program ini belum dapat berjalan dengan baik dan baru pada masa pemerintahan Presiden Soeharto program Keluarga Berencana mulai dimasukkan dalam program pemerintahan.

Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk membatasi jumlah anak demi kesejahteraan keluarga, dimana pemerintah Indonesia melalui program ini menganjurkan kepada setiap keluarga baru untuk memiliki keluarga kecil saja dengan memiliki 2 anak atau maksimal 3. Dengan keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan anggota keluarga terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga yang sejahtera. Pembatasan jumlah anak ini kemudian memunculkan jargon Keluarga Berencana yang terkenal di kalangan apa saja, yaitu “Dua Anak Cukup”. Meskipun pada awalnya banyak terjadi hambatan dalam pelaksanaannya, lambat laun program KB mulai banyak dilakukan oleh keluarga-keluarga pada masa sekarang dan dapat dikatakan program ini berhasil. Kelanjutan dari keberhasilan program KB ini adalah trend laju pertumbuhan penduduk yang cenderung menurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar