Kamis, 07 Januari 2021

Menghitung Episentrum

Beberapa saat setelah terjadi gempa lembaga yang berwenang mengurusi masalah kegempaan dalam hal ini BMKG segere merilis informasi mengenai gempa yang telah terjadi tersebut. Informasi tersebut biasanya berisi tentang besaran skala gempa, lokasi epicentrum gempa dan seberapa besar potensi tsunani akan terjadi.

Era teknologi yang sudah demikian maju mampu membuat informasi dengan cepatnya menyebar ke berbagai media. Dengan diketahuianya lokasi epicentrum gempa bumi maka akan segera dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk mempersiapkan lebih dini upaya mitigasi bencana gempa bumi. Lantas bagaimana cara untuk mengetahui lokasi episentrum gempa?

Sebagaimana gambar di atas, untuk mengetahui lokasi episentrum gempa secara akurat diperlukan hasil pencatatan gempa dari minimal 3 stasiun pencatat gempa. Gelombang gempa akan tercatat dalam seismograf dalam bentuk grafik. Jarak epicentrum dari stasiun pencatat gempa diambil dari perbedaan selang waktu antara gelombang primer dengan gelombang sekunder yang tercatat. Setelah jarak episentrum diketahui kemudian dari stasiun pencatat gempa dibuat buffering dalam bentuk lingkaran sejauh jarak hasil perhitungan. Stasiun lain yang juga mencatat kejadian gempa tersebut melakukan hal yang sama. Hasil buffering dari ketiga stasiun tersebut akan didapati garis perpotongan yang berarti menunjukkan lokasi episentrum.

Untuk menghitung jarak episentrum dari stasiun pengamat dapat menggunakan rumus Laska sebagai berikut :

Sebagai contoh soal misalnya :

Diketahui :

Terjadi gempa di suatu wilayah dengan catatan sebagai berikut :

Stasiun A

    • Gelombang primer pertama kali tercatat pada pukul 10:30′.15″
    • Gelombang sekunder pertama kali tercatat pada pukul 10:32′.45″

Stasiun B

    • Gelombang primer pertama kali tercatat pada pukul 10:31′.25″
    • Gelombang sekunder pertama kali tercatat pada pukul 10:34′.40″

Stasiun C

    • Gelombang primer pertama kali tercatat pada pukul 10:31′.10″
    • Gelombang sekunder pertama kali tercatat pada pukul 10:33′.55″

Ditanya :

Berapakah jarak episentrum dari stasiun pengamat gempa A, B dan C?

Jawab :

Lokasi Episentrum dari Stasiun A

∆ = {(S – P) – 1′} x 1.000 km

∆ = {(10:32′.45″ – 10:30.15″) – 1′} x 1.000 km

∆ = (2′.30″ – 1′) x 1.000 km

∆ = 1′.30″ x 1.000 km   ====> (1′.30″ diubah dalam menit)

∆ = 1,5′ x 1.000 km

∆ = 1.500 km

Lokasi episentrum dari stasiun A adalah 1.500 km

 

Lokasi Episentrum dari Stasiun B

∆ = {(S – P) – 1′} x 1.000 km

∆ = {(10:34′.40″ – 10:31.25″) – 1′} x 1.000 km

∆ = (3′.15″ – 1′) x 1.000 km

∆ = 2′.15″ x 1.000 km   ====> (2′.15″ diubah dalam menit)

∆ = 2,25′ x 1.000 km

∆ = 2.250 km

Lokasi episentrum dari stasiun B adalah 2.250 km

 

Lokasi Episentrum dari Stasiun C

∆ = {(S – P) – 1′} x 1.000 km

∆ = {(10:33′.55″ – 10:31.10″) – 1′} x 1.000 km

∆ = (2′.45″ – 1′) x 1.000 km

∆ = 1′.45″ x 1.000 km   ====> (1′.45″ diubah dalam menit)

∆ = 1,75′ x 1.000 km

∆ = 1.750 km

Lokasi episentrum dari stasiun B adalah 1.750 km

Dari hasil perhitungan kemudian masing-masing stasiun membuat garis buffering sejauh hasil perhitungan. Garis perpotongan ketiga stasiun tersebut merupakan lokasi episentrum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar